Headlines News :
Home » » Cerita Nabi Nuh

Cerita Nabi Nuh

Written By DhIka Love Dhea on Rabu, 30 Januari 2013 | 01.43




Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, Nabi Nuh adalah putra Lamik bin Matusyalakh bin Idris, yakni Akhnukh. Nabi Idris adalah kakeknya yang tertua, sedangkan garis keturunannya berakhir di Syit bin Adam, yang menjadi bapak dari seluruh umat manusia. Jarak Nabi Nuh dengan Nabi Adam itu lebih dari 1000 tahun.
Nabi Nuh mempunyai 4 orang putra, yaitu Ham, Sam, Yafits, dan Kan’am. Putranya yang terakhir, Kan’am, termasuk ke dalam golongan orang yang dibinasakan Allah Swt karena sikap durhakanya dan tidak mengikuti ayahnya.

Cerita Nabi Nuh - Dakwah Nabi Nuh kepada Kaumnya

Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, sepeninggal Nabi Idris, di antara manusia ada yang kafir dan jahat seperti binatang, ada juga beberapa orang yang hidup secara baik sehingga mereka dicintai oleh kaum kerabat dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Di antara mereka terdapat 5 orang yang termasyhur, yakni Wad, Suwa’, Thaguth, Ya’uq, dan Nashr. 
Menurut beberapa cerita Nabi Nuh, dalam dakwahnya, Nabi Nuh menghadapi banyak tentangan dari orang-orang kafir. Nabi Nuh mendapat banyak sekali cobaan, rintangan, dan ujian yang sangat berat. Suatu hari, Nabi Nuh mengajak kaumnya mengikuti jalan Allah Swt, namun kaumnya malah menyambut ajakan beliau dengan lemparan batu dari segala penjuru. Bahkan, tak jarang pula kaumnya tadi memukul Nabi Nuh hingga membuatnya tersungkur ke tanah dan pingsan.
Dalam keadaan pingsan, Nabi Nuh dilempar kaumnya ke jalan raya seraya berkata: “Hari ini dia akan mati.” Namun, Allah Swt selalu memulihkan kekuatan Nabi Nuh sehingga beliau mampu berdakwah kembali dan mengajak kaummnya untuk mengikutinya jalan Allah Swt. Sayang beribu sayang, bukannya sadar, kaum Nabi Nuh masih saja menolak ajakan beliau dan masih saja melakukan penyiksaan terhadapnya. Sungguh begitu banyak cobaan berat yang dihadapi Nabi Nuh saat menyampaikan dakwahnya guna mengajak umatnya meninggalkan perbuatan yang sesat.

Cerita Nabi Nuh - Kaum Nabi Nuh adalah Kaum yang Paling Durhaka

Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, usia Nabi Nuh terbilang sangat panjang, yakni 950 tahun. Selama beliau hidup, selama itu pula waktu yang beliau curahkan untuk mengajak kaumnya untuk mengikuti jalan Allah Swt. Namun sekali lagi, kaumnya masih tetap saja menolaknya. Mereka tidak pernah sekali pun menerima dengan baik niat tulus Nabi Nuh. Semakin banyak nasihat Nabi Nuh, semakin besar pula penentangan dari kaumnya.
Menurut beberapa cerita Nabi Nuh, setiap kali Nabi Nuh mengingatkan kaumnya tentang kuasa Allah Swt, mereka malah meningkatkan perbuatan aniaya dan kerusakan secara terang-terangan, hingga mereka tersesat ke dalam jurang kesesatan yang sangat jauh. Ya, demikianlah gambaran kaum Nabi Nuh yang sangat durhaka kepada Allah Swt. Meskipun demikian, Nabi Nuh tidak pernah merasa bosan apalagi menyerah menasihati kaumnya.
Dengan sabar dan tak kenal putus asa, Nabi Nuh menghadapi kaumnya bukan hanya sekali dua kali saja, bahkah seluruh umurnya hampir ia habiskan untuk menasihati kaumnya agar mau mengikuti jalan yang benar, jalan yang diridhai Allah Swt. Namun, selama rentang waktu yang sangat panjang itu, Nabi Nuh hanya mampu mendapat beberapa orang pengikut saja.
Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, perjuangan dan ketabahan Nabi Nuh terhadap penyiksaan yang dilakukan kaumnya adalah sesuatu yang tidak mungkin mampu dan kuat dijalani oleh seseorang selain Nabi Nuh. Perjuangan beliau bisa dibilang melebihi perjuangan pahlawan yang gagah berani di medan perang. Ketabahan Nabi Nuh laksana kokohnya gunung. Tetapi, kesabaran tinggallah kesabaran, ketabahan tinggallah ketabahan tattkala dakwahnya selama itu tidaklah membuahkan hasil.
Akhirnya Nabi Nuh pun berdoa:
“Wahai Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di muka bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu dan mereka tidak akan melahirkan, selain anak-anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.” (Lihat Surat Nuh ayat 26-27).

Cerita Nabi Nuh – Nabi Nuh Membuat Kapal

Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, setelah Nabi Nuh merasa putus asa terhadap kaumnya yang tidak mau beriman meski telah diberi kesempatan sangat panjang, maka Allah Swt memberikan wahyu kepada beliau bahwa di samping orang-orang yang susah beriman kepadanya, tidak akan ada seorang pun yang bisa selamat.
Akhirnya, Nabi Nuh berdoa kepada Allah Swt agar Dia menghancurkan seluruh kaumnya yang tidak mau mengikuti jalan Allah Swt. Doa Nabi Nuh dikabulkan opleh Allah Swt dengan membinasakan kaumnya yang kafir itu dengan banjir yang teramat dahsyat yang mampu menenggelamkan bumi sehingga tidak mungkin ada orang yang akan selamat.
Untuk menyelamatkan beberapa pengikutnya yang beriman, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat kapal, sebagaimana firmannya:
“Dan buatlah sebuah kapal dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang kafir itu, sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan.” (Lihat Surat Hud ayat 37).
Menurut beberapa cerita Nabi Nuh, ketika Nabi Nuh memilih puncak gunung sebagai tempat membuat kapal, kaumnya menertawakannya seraya berkata:“Kamu ini gila ya wahai Nuh? Mengapa membuat kapal di atas gunung?” Nabi Nuh menjawab: “Ini adalah perintah Tuhanku karena nanti akan datang banjir yang sangat besar yang akan menenggelamkan bumi.” 
Kemudian, orang-orang kafir itu bertanya: “Hai Nuh, kapan datangnya banjir besar itu?” Nabi Nuh menjawab: “Tunggu saja saatnya nanti.
Demikianlah sikap orang-orang kafir terhadap Nabi Nuh ketika beliau membuat kapal. Mereka menantang agar didatangkan banjir besar itu.

Cerita Nabi Nuh - Orang-orang Kafir Dibinasakan

Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, setelah Nabi Nuh selesai membuat kapal, Allah Swt memerintahkan beliau agar kapal itu ditumpangi bersama-sama orang yang beriman serta segenap binatang jantan dan binatang betina, dan segala benih tumbuh-tumbuhan untuk menjaga keberlangsungan hidupnya nanti. Ketika semuanya sudah diangkut ke dalam kapal, lalu Allah Swt memancarkan air dari dari beberapa mata air di muka bumi ini, dan setelah itu terjadilah mendung yang akhirnya menurunkan hujan lebat yang belum pernah terjadi sebelum atau sesudahnya.
Dalam hal ini Allah Swt berfirman:
“Lalu Nabi Nuh mengadu kepada Tuhannya: “Sesungguhnya aku ini adalah orang yang dikalahkan, karena itu menangkanlah (aku). Maka Kami bukakan pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan kami jadikan bumi memancarkan beberapa mata air, lalu bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nabi Nuh ke dalam kapal (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, yang berlayar dalam pemeliharaan Kami sebagai balasan terhadap orang-orang yang diingkari (Nuh).” (Lihat Surat Qamar ayat 10-14).
Kemudian, naiklah air itu sampai melebihi bukit dan gunung-gunung yang ada di dunia sekitar 15 hasta, hingga dunia ini tidak terlihat lagi. Akhirnya, binasalah orang-orang kafir, termasuk anaknya sendiri yang bernama Kan’an karena dia tergolong orang-orang kafir yang dibinasakan Allah Swt.

Cerita Nabi Nuh - Berakhirnya Banjir dan Wafatnya Nabi Nuh

Bagaimana cerita Nabi Nuh menggambarkan akhir dari banjir besar dan peristiwa wafatnya Nabi Nuh? Berikut gambarannya.

1. Cerita Nabi Nuh - Berakhirnya Banjir

Setelah orang-orang durhaka tenggelam, tidak ada seorang kafir pun tersisa di muka bumi. Kemudian, Allah Swt memerintahkan langit untuk menahan hujan dan memerintahkan Bumi untuk menelan seluruh air yang menggenanginya. Setelah itu, kehidupan kembali berjalan sebagaimana biasa terjadi seperti semula. Sementara, kapal Nabi Nuh berhenti di atas Bukit Judi, yaitu gunung besar yang berada di sekitar Eufrat di Mausul, wilayah Irak sekarang.
Nabi Nuh turun bersama para pengikutnya dan segenap binatang yang ada di dalam kapal pada hari Asyura, tanggal 10 Muharam setelah beliau tinggal di kapal selama 150 hari. Pada hari itu, Nabi Nuh berpuasa tanda rasa syukur kepada Allah. Hingga saat ini, hari Asyura kaum Nabi Muhammad pun masih dianjurkan untuk menjalankan puasa Asyura.

2. Cerita Nabi Nuh – Wafatnya Nabi Nuh

Nabi Nuh wafat setelah menjalani hidup bersama umatnya selama 950 tahun. Usia beliau merupakan usia yang paling lama di antara manusia setelah Adam. Menurut pendapat paling kuat, Nabi Nuh dimakamkan di Masjidil Haram Makah Al-Mukarramah



Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support :
Template Design by Creating Website Published by Dhika Love Dhea